Manifestasi Tasbih Makhluk Menurut Al-Qur an (Studi Tematis Terhadap Ayat-Ayat Tasbih dalam Al-Qur an)

Diposting oleh Unknown on Rabu, 26 Februari 2014

Tasbiĥ adalah sikap tunduk kepada Allāh dan melakukan apa yang Dia perintah, baik dengan lisan, niat, tindakan, atau ketaatan. Tasbiĥ juga dapat diartikan mensucikan Allāh dari segala kekurangan. Semua makhluk memuliakan Allāh, tidak hanya manusia tetapi juga langit, bumi, dan seluruh alam semesta. Akan tetapi bentuk atau manifestasi tasbīĥ setiap makhluk tidaklah sama. Q.S. al-Isra [17]: 44 memiliki konstruksi yang jelas untuk mengulas manifestasi tasbih makhluk. Dalam ayat ini kata tasbīĥ disebutkan dalam bentuk fi il mudhari . Tetapi justru dalam penafsiran para Ulama tidak dijelaskan alasan pemilihan kata ini melainkan mereka lebih menekankan pada bentuk tasbīĥ itu sendiri. bentuk tasbīĥ yang dilakukan makhluk berbeda-beda. diantaranya orang mukalaf yang hidup, bagi mereka tasbīĥ ditempuh dengan dua cara. Yang pertama dengan perkataan. Yakni dengan mengucapkan SubhanaAllah . Dan yang kedua dengan keadaan/perbuatan yakni perbuatan yang menunjukkan pengesaan, pensucian dan pengagungan kepada Allah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali manifestasi tasbīĥ makhluk. Karena Allah SWT menciptakan fitrah yang bersih dan mulia dalam diri manusia, lalu melengkapinya dengan bakat dan sarana pemahaman yang baik yang memungkinkan manusia mengetahui kenyataan-kenyataan besar di alam raya ini.. Fitrah manusia mukmin mengarah ke ālam raya untuk mengungkap rahasia dan tujuan penciptaanNya serta berakhir dengan memahami posisi dirinya di ālam raya ini dan menentukan bagaimana ia harus berbuat dan bersikap. Dalam mengkaji manifestasi tasbih makhluk tidak hanya dibutuhkan kajian ayat-ayat Qur aniyah, tetapi juga ayat-ayat kauniyah sangat diperlukan untuk mendukung penjelasan. Untuk itu penelitian ini didasarkan pada analisis Q.S. al-Isra [17]: 44 dengan mengkaitkan ayat-ayat kauniyah sebagai ayat pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata tasbīĥ dalam Q.S. al-Isra [17]: 44 lebih banyak disandarkan kepada hal-hal (makhluk hidup dan yang lainnya) yang tidak berucap. Ini menunjukkan bahwa tasbīĥ atau pensucian kepada Allah ditunjukkan dengan perilaku atau hal. Oleh karena itu manusia harus melakukan pengamatan, ketika manusia berpaling dari pengamatan terhadap (makhluk yang bertasbiĥ tersebut), maka tidak akan mendapat petunjuk mengenai disucikannya Allāh dari hal-hal yang dapat menghilangkan sifat-sifat ketuhanan. Dengan pengamatan dan pengkajian terhadap ayat kauniyah, penulis dapat menjelaskan beberapa manifestasi tasbīĥ makhluk sesuai petunjuk dalam ayat-ayat yang dijelaskan Allāh serta dari ilmu pengetahuan yang ada.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar