Home » SKripsi Ushuluddin » Berpikir dengan Jantung (Studi Terhadap Relasi Aql dan Qalb dalam Al-Quran)
Berpikir dengan Jantung (Studi Terhadap Relasi Aql dan Qalb dalam Al-Quran)
Diposting oleh Unknown on Rabu, 19 Maret 2014
Kebanyakan masyarakat menyangka akal manusia berada di dalam strukrur otak. Pandangan seperti ini dinilai banyak kalangan sebagai kebenaran yang tidak bisa ditolak. Padahal, sebenarnya masih banyak misteri tentang akal yang belum terungkap. Semakin diteliti semakin banyak pula memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru. Konsep yang demikian berbeda dengan zhāhir ayat-ayat al-Quran yang menyatakan, aql adalah fungsi dari qalb (jantung). Kenyataan ini membuat beberapa kalangan mencoba untuk membuktikan secara ilmiah kebenaran pernyataan al-Quran tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait hubungan aql dan qalb, dan kebenaran fungsi qalb sebagai organ yang mempunyai fungsi taaqqul dalam al-Quran Dalam penelitian ini, dibahas kaitan aql dan qalb dalam al-Quran, yang secara umum mempunyai konsep berbeda dengan mainstream yang berkembang dalam bidang-bidang keilmuan modern saat ini. Untuk mencapai hasil yang valid dan dapat diterima semua kalangan, maka dilakukan pendekatan dengan bermacam metode penafsiran yang ada. Akan tetapi agar penelitian ini dapat berjalan secara sistematis maka dipakai pendekatan maudhūiy sebagai metode yang utama. Selain itu, sebagai penguat juga akan dipakai pendekatan integral holistik, menggabungkan metode ilmu-ilmu Islam dan ilmu-ilmu umum. Karena, problema yang menimpa bidang keilmuan agama sekarang adalah, dianggap tidak ilmiahnya keilmuan tersebut sehingga sulit diterima masyarakat umum. Setelah dilakukan penelitian, ternyata dalam al-Quran, organ yang mempunyai potensi berpikir adalah jantung (qalb), bukan otak (dimāgh). Hubungan antara aql dan qalb adalah searah, dimana aql adalah aktitas dari substansi qalb. Kata Qalb dalam al-Quran adalah haqīqiy yang tidak bisa di-wīl, berbeda dengan beberapa kalangan yang menyangka, qalb dalam al-Quran adalah majāz, atau perlu di-tawīl-kan. Sungguhpun pernyataan al-Quran tersebut adalah haqīqiy lughāwiy, namun kesimpulan demikian didukung oleh beberapa penelitian ilmiah, yang diantaranya dilakukan oleh Dr. Gohar Mushtaq. Hal tersebut juga sesuai dengan konsep aql dalam dunia sufi yang salah satunya dikembangkan oleh al-Ghazāliy.
Label:
SKripsi Ushuluddin
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar