Home » Skripsi Tarbiyah » Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Prof. Dr. Hamka (Kajian Buku Tasawuf Modern)
Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Prof. Dr. Hamka (Kajian Buku Tasawuf Modern)
Diposting oleh Unknown on Senin, 06 Oktober 2014
Penelitian ini membahas tentang studi tokoh. Kajiannya dilatarbelakangi
oleh pemikiran Prof. Dr. Hamka tentang konsep pendidikan akhlak.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana konsep pendidikan
akhlak menurut Hamka yang kajiannya di dalam buku Tasawuf Modern.
Berdasarkan data-data yang terkumpul dalam bentuk deskripsi (tulisan),
maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan
pendekatan studi tokoh, di mana peneliti mengkaji pemikiran Prof. Dr.
Hamka baik itu persoalan-persoalan, situasi atau kondisi yang
mempengaruhi terhadap pemikirannya. Selanjutnya peneliti menggunakan
metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi, metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data berupa arsip, buku-buku yang dapat dijadikan
sebagai informasi atau melengkapi data-data penulis, baik data primer
maupun skunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji
dan menafsirkan. Setelah itu dianalisis dengan metode analisis
interpretasi, metode ini digunakan untuk menyelami isi buku, untuk
setepat mungkin mampu mengungkap arti dan makna uraian yang disajikan.
Dan menggunakan metode analisis isi (content analisis), yang digunakan
untuk mengungkap isi sebuah buku yang menggambarkan situasi peneliti dan
masyarakat pada waktu itu ditulis. Hasil penelitian menyebutkan, Hamka
merumuskan konsep pendidikan Akhlak menurutnya mencakup empat keutamaan,
yaitu syajaah, iffah, hikmat dan adl. Syajaah yaitu karena timbul
adanya sifat tahawwur dalam diri seseorang. Untuk mencapainya orang
tersebut hendaklah sadar akan akibat yang akan ditempuh jika tahawurnya
diteruskan juga. Menyadari akan bahayanya dan memaksakan diri untuk
tidak melakukannya. Iffah artinya kesanggupan menahan diri. Gunanya
ialah untuk mengekang diri jangan sampai suka menempuh suatu kepuasan
yang membawa kemelaratan. Cara mencapainya seseorang perlu menghindarkan
sesuatu yang lezat atau nikmat yang bersifat sebentar saja. Hikmat
diartikan dengan bijaksana yaitu keutamaan yang diberikan Allah kepada
manusia, supaya manusia dapat mengendalikan syahwatnya dan kemarahannya,
jangan sampai ia melantur. Untuk menjadi hikmat seseorang harus mampu
menghilangkan sifat kebodohan yang terdapat dalam diri. Untuk itu perlu
adanya pendidikan dan pengajaran agar menghilangkan sifat tersebut.
Sedangkan adl adalah keadilan yang mampu mengendalikan diri, sehingga
marah, syahwat, dan akal budi pun menjadi seimbang. Agar menjadi adil
seseorang harus mampu menempatkan keadilan pada situasi yang tepat.
Keempatnya ini mengandung unsur penting dalam diri seseorang agar orang
tersebut tidak terjerumus dalam sifat yang tidak terpuji dan merugikan
diri sendiri yang akhirnya membawa kesengsaraan bagi dirinya dan bagi
orang lain.
Label:
Skripsi Tarbiyah
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar